Sekam beras bisa membawa manfaat besar. Mereka banyak
mengandung silica dan bisa dikonversi menjadi silikon untuk digunakan
pada baterai
|
Beras merupakan
bahan makanan utama bagi lebih dari dua pertiga populasi dunia. Setiap
tahun, petani menghasilkan sekitar 422 juta metrik ton beras.
Dari total angka tersebut, sekitar 20
persen di antaranya merupakan limbah, sekam padi, atau kulit beras yang
tak terpakai. Berhubung sangat abrasif dan murah, produsen sering
memanfaatkannya sebagai tambahan bagi pupuk, bahan untuk karpet atau
kasur.
Di saat yang sama, silikon tengah melejit permintaannya. Saat digunakan dalam lithium-ion batteries (LIBs) yang memperkuat perangkat mulai dari smartphone
sampai mobil listrik dan hibrid, anoda silikon memiliki kapasitas
teoritis yang lebih besar dibandingkan dengan anoda grafit yang
digunakan pada baterai biasa. Sayangnya, anoda yang dibuat dari campuran
silikon mengalami penurunan kapasitas dan membuatnya menjadi tidak
efisien.
Melihat dua kenyataan tersebut, Jang
Wook Choi dan rekan-rekannya dari beberapa universitas di Korea Selatan
mencari cara dan akhirnya menemukan metode untuk mengonversi sekam beras
yang jumlahnya sangat banyak menjadi silikon untuk digunakan dalam LIBs
berperforma tinggi. Silikon ini memiliki struktur nanoporous (berpori)
alami yang mencegah pudarnya kapasitas baterai. Temuan ini sendiri sudah
dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
Choi dan timnya yakin bahwa sekam beras
bisa membawa manfaat yang lebih besar. Mereka mengandung silica dalam
jumlah yang sangat besar dan bisa dikonversi menjadi silikon untuk
digunakan pada LIBs. Silica sendiri mencapai 15 sampai 20 persen dari
total berat sekam. Sifatnya juga nanoporous, sehingga udara dan
kelembaban bisa menembus sekam dan mencapai beras, tetapi bakteri dan
serangga tidak bisa masuk.
Dalam penelitian, Choi dan timnya
mengekstrak silikon merni dari silika sekam beras dengan menambahkan
asam dan panas untuk menghilangkan kotoran logam dan komponen organik
lainnya. Magnesium kemudian digunakan untuk mengubah silika menjadi
silikon.
Cara ini mampu tetap menjaga
nanostruktur tiga dimensi pori-pori sekam, dan kemudian membungkus
silikon ini dengan karbon lalu digunakan di dalam anoda pada sel
lithium. Choi dan timnya menemukan bahwa anoda ini jauh lebih efisien
dibandingkan dengan anoda yang dibuat dengan campuran silikon. Anoda
yang dibuat dari sekam beras memiliki efisiensi yang lebih tinggi dan
daya tahan kapasitasnya lebih kuat.
Menurut para peneliti, silikon yang
diekstrak dari sekam beras bisa memenuhi kebutuhan yang terus meningkat
akan silikon untuk baterai yang bisa digunakan untuk menjalankan
perangkat elektronik dan kendaraan listrik hybrid. Ini juga memungkinkan
limbah dari tanaman yang paling populer di dunia berkontribusi terhadap
pengembangan teknologi maju.
(Abiyu Pradipa. Sumber: Phys.Org)
(Abiyu Pradipa. Sumber: Phys.Org)
sumber: http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/07/kendaraan-masa-depan-bisa-menggunakan-bahan-bakar-sampah-beras
Tidak ada komentar:
Posting Komentar