Bioluminesensi adalah emisi cahaya yang dihasilkan oleh makhluk hidup karena adanya reaksi kimia tertentu.Hingga saat ini, bioluminesensi telah ditemukan secara alami pada berbagai macam makhluk hidup seperti cendawan, bakteri, dan organisme di perairan, namun tidak ditemukan pada tanaman berbunga, hewan vertebrata terestrial, amfibi, dan mamalia. Sebagian besar plankton memiliki kemampuan menghasilkan pendaran, terutama plankton yang hidup di perairan laut dalam. Pada mikroba,
bioluminesensi yang dihasilkan belum diketahui manfaatnya, sedangkan
pada hewan umumnya digunakan sebagai sinyal kawin, predasi, dan
perlindungan terhadap pemangsa.
Jumat, 13 Juli 2012
Bioluminesensi Wikipedia
15 Fakta Tentang Kucing
Untuk penyayang kucing, ada baiknya mengetahui fakta-fakta di bawah ini:
1. Kucing dewasa memiliki sekitar 30 gigi dalam mulutnya, sementara anak kucing memiliki 26 buah gigi.
2. Kucing dengan bulu putih dan mata biru biasanya terlahir tuli, walaupun begitu indera lain mereka berkembang sebagai gantinya.
3. Kumis pada kucing sangat sensitif dan dapat merasakan perubahan tekanan udara bahkan yang kecil sekalipun. Kemampuan ini membuat kucing dapat menggunakannya sebagai penuntun alternatif untuk bergerak dalam kegelapan ketika ia tidak dapat melihat.
2. Kucing dengan bulu putih dan mata biru biasanya terlahir tuli, walaupun begitu indera lain mereka berkembang sebagai gantinya.
3. Kumis pada kucing sangat sensitif dan dapat merasakan perubahan tekanan udara bahkan yang kecil sekalipun. Kemampuan ini membuat kucing dapat menggunakannya sebagai penuntun alternatif untuk bergerak dalam kegelapan ketika ia tidak dapat melihat.
Lampu Kunang - Kunang Ramah Lingkungan
Kita telah belajar dari alam selama berabad-abad. Berbagai penemuan pun
mayoritas terinspirasi dari segala ciptaan Tuhan yang ada. Manusia bisa
membuat pesawat setelah mengamati burung, membuat kendaraan militer
amphibi dengan belajar dari kodok, dan banyak lagi.
Sekarang, kunang-kunang memberi ilham kepada para ilmuwan untuk membuat
lampu yang tidak membutuhkan daya listrik sehingga lebih hemat energi.
Ya, para peneliti di Universitas Syracuse, New York, berhasil
menciptakan sumber cahaya buatan dari gabungan unsur biologis dan
nonbiologis. Material biologis dalam hal ini adalah enzim milik serangga
kunang-kunang.
Studi Kasus Enzim dari sumber bahan hayati laut
Studi Kasus Enzim dari sumber bahan hayati laut
Judul Jurnal : “Isolasi dan Identifikasi Bahan Aktif Penyebab Pemancaran Cahaya Pada Bakteri Photobacterium Phosphoreum yang Diisolasi Dari Cumi Laut Jepara Indonesia”
Penulis : Ratnawulan, Delianis Pringgenis, dan Idam Arif.
Resume
Tujuan penelitian mengenai isolasi dan identifikasi bahan aktif penyebab cahaya pada bakteri Photobacterium Phosphoreum yang
diisolasi dari cumi laut Jepara Indonesia adalah untuk menyelidiki
proses pemancarannya. Pada jurnal tersebut enzim yang dibahas adalah
enzim yang dinamakan luciferase yang dihasilkan dari hasil hubungan simbiosa antara cumi-cumi jenis Laligo duvaucelli dengan bakteri Photobacterium Phosphoreum yang hidup di dalamnya. Dimana enzim Luciferase tersebut
dapat memancarkan cahaya pada bakteri luminisensinya karena sifat dari
enzim ini dapat mengkatalis tiga substrat yaitu flavin mononukleotida
tereduksi (FMNH2), molekul oksigen (O2) dan aldehyde rantai
panjang (RCOH). Reaksi tersebut membbaskan flavin (FMN), asam lemak
rantai panjang (RCOOH) , molekul air (H2O) sambil memancarkan cahaya
tampak (hv).
Langganan:
Postingan (Atom)