Telah bertahun-tahun peneliti mengembangkan laser yang dapat menciptakan hujan, namun laser yang ada belum memadai
Menembakkan laser ke langit dapat menghasilkan
hujan, menurut penelitian terkini oleh peneliti dari Swiss dan Jerman.
Walaupun begitu, teknologi ini cukup kontroversi karena efektivitas dan
kemungkinan efek samping yang diberikannya.
"Saat ini, penelitian kami mengungkapkan bahwa laser dapat merangsang partikel kecil," papar salah satu peneliti, Jerome Kasparian. "Ini belum tahap yang efisien untuk menciptakan hujan dengan laser, namun ini adalah tahap terbukanya jalan baru."
Teknik laser ini menggunakan photodissociation, di mana photon pecah di atmosfer yang memproduksi ozon dan nitrogen oksida. Hal ini menyebabkan partikel asam terbentuk dan mengikat molekul air, terciptalah hujan.
Peneliti berekspektasi diperlukan laser berskala exawatt untuk menjadikan teknik ini berhasil. Tahun lalu, sudah dilakukan demonstrasi dengan menggunakan laser bertenaga 100 terawatt dan 5 terawatt. Menurut Kasparian, menciptakan hujan membutuhkan partikel air kecil yang berkembang menjadi tetesan air dengan ukuran yang memadai.
"Dibutuhkan juga produksi partikel dalam angka yang cukup. Jika terlalu sedikit, kita hanya mendapatkan beberapa tetes," ungkap Kasparian lagi.
Di masa depan, peneliti merekomendasikan investigasi untuk pengembangan laser yang dapat menciptakan bibit air dalam skala besar. Tujuannya sekarang, tambah Kasparian, untuk mengoptimalkan kondisi laser, proses kondensasi, dan kesempatan untuk mendapatkan jumlah air terkondensasi secara makro.
(Arief Sujatmoko. Sumber: physorg, popsci)
sumber: http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/07/menciptakan-hujan-dengan-laser
"Saat ini, penelitian kami mengungkapkan bahwa laser dapat merangsang partikel kecil," papar salah satu peneliti, Jerome Kasparian. "Ini belum tahap yang efisien untuk menciptakan hujan dengan laser, namun ini adalah tahap terbukanya jalan baru."
Teknik laser ini menggunakan photodissociation, di mana photon pecah di atmosfer yang memproduksi ozon dan nitrogen oksida. Hal ini menyebabkan partikel asam terbentuk dan mengikat molekul air, terciptalah hujan.
Peneliti berekspektasi diperlukan laser berskala exawatt untuk menjadikan teknik ini berhasil. Tahun lalu, sudah dilakukan demonstrasi dengan menggunakan laser bertenaga 100 terawatt dan 5 terawatt. Menurut Kasparian, menciptakan hujan membutuhkan partikel air kecil yang berkembang menjadi tetesan air dengan ukuran yang memadai.
"Dibutuhkan juga produksi partikel dalam angka yang cukup. Jika terlalu sedikit, kita hanya mendapatkan beberapa tetes," ungkap Kasparian lagi.
Di masa depan, peneliti merekomendasikan investigasi untuk pengembangan laser yang dapat menciptakan bibit air dalam skala besar. Tujuannya sekarang, tambah Kasparian, untuk mengoptimalkan kondisi laser, proses kondensasi, dan kesempatan untuk mendapatkan jumlah air terkondensasi secara makro.
(Arief Sujatmoko. Sumber: physorg, popsci)
sumber: http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/07/menciptakan-hujan-dengan-laser
Tidak ada komentar:
Posting Komentar