Partikel ini dapat menjelaskan mengapa benda-benda di alam semesta memilki massa.
"Saya pikir kami telah menemukannya. Apakah Anda
setuju?" ujar Rolf Heuer, Direktur CERN - Organisasi Eropa untuk Riset
Nuklir - saat berbicara kepada pada publik dalam sebuah seminar di
Jenewa, Swiss sehubungan dengan ditemukannya Higgs Boson atau yang sering disebut God Particle.
Sebutan God Particle atau "Partikel Tuhan" diusulkan oleh Peter Higgs, seorang fisikawan yang telah mengamati dan memprediksi keberadaan partikel ini sejak tahun 1960-an. Dengan ditemukannya partikel ini diharapkan dapat menjelaskan mengapa benda-benda di alam semesta memilki massa. Dengan begitu maka terjawablah mengapa galaksi, planet, bahkan manusia memiliki hak untuk hidup.
"Kami telah mengamati partikel baru konsisten dengan Higgs Boson," kata Heuer dalam seminar yang diselenggarakan, Rabu (4/7) kemarin.
Seminar itu juga dihadiri oleh empat orang yang membantu mengembangkan teori Higgs, termasuk Piter Higgs. Ia terlihat menyeka air matanya karena terharu saat penelitian yang telah lama dilakukannya diumumkan kepada publik sebagai sebuah penemuan partikel baru.
Heuer menjelaskan bahwa dua tim yang berbeda bekerja di Large Hadron Collider (LHC), meyakini lebih dari 99 persen, telah menemukan Higgs Boson. Dua tim tersebut yaitu A Toroidal LHC Apparatus (ATLAS) dan Compact Muon Solenoid (CMS).
Higgs Boson ialah salah satu potongan puzzle terakhir yang dibutuhkan untuk melengkapi pemahaman dari model standar fisika - teori lama yang sukses menjelaskan bagaimana partikel dasar berinteraksi dengan kekuatan dasar alam. Partikel ini pula yang telah lama dicari oleh para fisikawan.
Tim ATLAS dan CMS mengungkapkan Higgs Boson memiliki massa sekitar 125-126 gigaelectron (GeV) atau sekitar 125 kali massa proton (partikel bermuatan positif dalam inti atom). Massa ini luar perkiraan para fisikawan, yang memperkirakan memiliki massa hanya sekitar 115 GeV.
Hasil penelitian menunjukkan lima sigma signifikansi. Yang berarti bahwa hanya ada satu, dalam satu juta kemungkinan bahwa sinyal Higgs yang diamati oleh tim peneliti bukanlah sebuah kebetulan statistik. Hasil lima sigma yang didapat dari eksperimen ini di luar dugaan para fisikawan. Termasuk David Evans, ketua tim Inggris yang bekerja di LHC yang berbasis di A Large Ion Collider Experiment Collaboration (ALICE).
Evans telah memprediksi sebelumnya bahwa tim akan mengumumkan hasil empat sigma. Jumlah ini merupakan standar untuk sebuah pengamatan partikel baru yang telah dihitung secara resmi sebagai penemuan yang benar dan bukan sebuah kebetulan.
"Ini bahkan lebih baik dari perkiraan saya. Saya rasa kita dapat mengatakan bahwa Higgs benar-benar disini. Dia ada," kata Evans. Bukan hanya Evans, fisikawan Michael Tuts dari tim ATLAS juga mengungkapkan merasa takjub. "Ini luar biasa dan menarik."
Evans mengungkapkan jika tim ATLAS dan tim CMS yang bekerja di LHC telah melakukan pekerjaan yang luar biasa. Pasalnya, pada Desember lalu, kedua tim ini mengumumkan bahwa pengamatan mereka terhadap partikel Higgs baru mencapai hasil dua sigma. Yang artinya, belum mememuhi persyaratan untuk menjadi penemuan baru.
Heuer menyebut pengumuman penemuan partikel baru ini sebagai sebuah "tonggak bersejarah". Tetapi sekaligus menjadi pekerjaan rumah yang ada di depan mata para fisikawan. Karena mereka mencoba untuk mengonfirmasi identitas partikel baru yang ditemukan dan melakukan penelitian lebih lanjut. "Saya pikir kita semua dapat bangga, tapi ini adalah sebuah awal," kata Heuer.
(Umi Rasmi. Sumber: National Geographic News)
Sebutan God Particle atau "Partikel Tuhan" diusulkan oleh Peter Higgs, seorang fisikawan yang telah mengamati dan memprediksi keberadaan partikel ini sejak tahun 1960-an. Dengan ditemukannya partikel ini diharapkan dapat menjelaskan mengapa benda-benda di alam semesta memilki massa. Dengan begitu maka terjawablah mengapa galaksi, planet, bahkan manusia memiliki hak untuk hidup.
"Kami telah mengamati partikel baru konsisten dengan Higgs Boson," kata Heuer dalam seminar yang diselenggarakan, Rabu (4/7) kemarin.
Seminar itu juga dihadiri oleh empat orang yang membantu mengembangkan teori Higgs, termasuk Piter Higgs. Ia terlihat menyeka air matanya karena terharu saat penelitian yang telah lama dilakukannya diumumkan kepada publik sebagai sebuah penemuan partikel baru.
Heuer menjelaskan bahwa dua tim yang berbeda bekerja di Large Hadron Collider (LHC), meyakini lebih dari 99 persen, telah menemukan Higgs Boson. Dua tim tersebut yaitu A Toroidal LHC Apparatus (ATLAS) dan Compact Muon Solenoid (CMS).
Higgs Boson ialah salah satu potongan puzzle terakhir yang dibutuhkan untuk melengkapi pemahaman dari model standar fisika - teori lama yang sukses menjelaskan bagaimana partikel dasar berinteraksi dengan kekuatan dasar alam. Partikel ini pula yang telah lama dicari oleh para fisikawan.
Tim ATLAS dan CMS mengungkapkan Higgs Boson memiliki massa sekitar 125-126 gigaelectron (GeV) atau sekitar 125 kali massa proton (partikel bermuatan positif dalam inti atom). Massa ini luar perkiraan para fisikawan, yang memperkirakan memiliki massa hanya sekitar 115 GeV.
Hasil penelitian menunjukkan lima sigma signifikansi. Yang berarti bahwa hanya ada satu, dalam satu juta kemungkinan bahwa sinyal Higgs yang diamati oleh tim peneliti bukanlah sebuah kebetulan statistik. Hasil lima sigma yang didapat dari eksperimen ini di luar dugaan para fisikawan. Termasuk David Evans, ketua tim Inggris yang bekerja di LHC yang berbasis di A Large Ion Collider Experiment Collaboration (ALICE).
Evans telah memprediksi sebelumnya bahwa tim akan mengumumkan hasil empat sigma. Jumlah ini merupakan standar untuk sebuah pengamatan partikel baru yang telah dihitung secara resmi sebagai penemuan yang benar dan bukan sebuah kebetulan.
"Ini bahkan lebih baik dari perkiraan saya. Saya rasa kita dapat mengatakan bahwa Higgs benar-benar disini. Dia ada," kata Evans. Bukan hanya Evans, fisikawan Michael Tuts dari tim ATLAS juga mengungkapkan merasa takjub. "Ini luar biasa dan menarik."
Evans mengungkapkan jika tim ATLAS dan tim CMS yang bekerja di LHC telah melakukan pekerjaan yang luar biasa. Pasalnya, pada Desember lalu, kedua tim ini mengumumkan bahwa pengamatan mereka terhadap partikel Higgs baru mencapai hasil dua sigma. Yang artinya, belum mememuhi persyaratan untuk menjadi penemuan baru.
Heuer menyebut pengumuman penemuan partikel baru ini sebagai sebuah "tonggak bersejarah". Tetapi sekaligus menjadi pekerjaan rumah yang ada di depan mata para fisikawan. Karena mereka mencoba untuk mengonfirmasi identitas partikel baru yang ditemukan dan melakukan penelitian lebih lanjut. "Saya pikir kita semua dapat bangga, tapi ini adalah sebuah awal," kata Heuer.
(Umi Rasmi. Sumber: National Geographic News)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar