SEEKOR ubur-ubur yang hidup di perairan Pulau Tasmania, Australia,
sangat unik dengan nyala warna-warni pelangi, merah, jingga, kuning,
hijau, biru, dan ungu berderet di bagian bawah tubuhnya. Saking
uniknya, seorang pakar ubur- ubur pun langsung yakin bahwa ubur-ubur itu
sebagai spesies baru waktu melihatnya pertama kali.
Warna-warni
pelangi terlihat di bagian cilia , sepasang alat tubuh mirip rambut
yang bergerak serempak saat ubur- ubur berenang di perairan. Nyala
pelangi tersebut tidak dihasilkan sendiri oleh tubuh ubur-ubur seperti
hewan bioluminiscent , tetapi dari pantulan cahaya yang jatuh ke
permukaan cilia tersebut.
“Spesies baru ini masuk dalam Ctenophora , kelompok hewan yang aneh dan belum banyak diketahui,” kata Lisa Gershwin yang merupakan kurator ilmu alam di Museum dan Galeri Seni Ratu Victoria di Tasmania. Untuk seekor ubur-ubur, ukuran tubuhnya relatif besar dengan panjang 13 sentimeter. Meski demikian, tubuh hewan tak bertulang belakang itu sangat rapuh. Buktinya, saat terkena jaring untuk diangkat ke permukaan, tubuhnya langsung rusak. Gershwin menemukannya saat melakukan observasi menggunakan tangki khusus yang memudahkannya mengamati hewan-hewan bawah air. Ini merupakan spesies ubur- ubur ke-159 yang pernah ditemukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar