(Epochtimes.co.id)
Oleh : LEONARDO VINTINI
The Epoch Times
Suatu simbol yang muncul di sepanjang sejarah peradaban yang tak terhitung jumlahnya di seluruh dunia yakni berupa citra manusia, yang digambarkan dalam beberapa goresan sederhana, mengungkapkan kepada kita sebuah gambaran jelas akan peristiwa unik yang terjadi di angkasa pada jaman kuno.
Tanda keberadaan para dewa.
Tiba-tiba seseorang menunjuk ke arah langit. Langit sore berubah menjadi merah, kemudian putih, dan akhirnya menjadi kuning terang. Kekuatan besar di cakrawala itu sangat indah dan sekaligus me-nakutkan, pemandangan paling menakutkan yang pernah terlihat oleh kelompok itu. Sungguh merupakan sesuatu yang menunjukkan betapa tidak berartinya manusia di hadapan para dewa.
Kilauan cahaya megah di langit bertahan untuk beberapa waktu, cukup bagi para penduduk asli itu untuk mengukir pemandangan itu di atas kanvas-kanvas batu granit mereka. Poros energi melintasi ruang angkasa, dalam garis edarnya melepaskan sejumlah aliran gas raksasa di udara, sebagiannya lagi terbang naik turun.
“…hanya beberapa ribu tahun yang lalu langit bumi menjadi terang benderang oleh sengatan listrik. Cabang dari kemungkinan ini akan secara langsung mempengaruhi pemahaman kita terhadap akar-akar kebudayaan. Lalu apa dampak dari rekaman peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam peradaban awal? Apa hubungannya dengan asal muasal mitologi dunia, dengan kelahiran agama-agama terdahulu, begitu juga dengan bangunan-bangunan monumental pada zaman kuno?” tanya David Talbot dan Wallace Thornhill dalam buku mereka Thunderbolts of the Gods (Halilintar Para Dewa).
Asal mula “squatter” atau “stickman” (istilah yang digunakan bagi simbol manusia) yang juga dikenal dalam petroglyph, mungkin merupa-kan salah satu dari teka-teki yang paling diminati oleh pa-ra ilmuwan di bidang fisika plasma. Gambaran grafik ini dapat ditemukan dan dihargai dalam warisan purbakala dari belasan kebudayaan kuno di seluruh dunia (kebudayaan yang nyata-nyata tidak memiliki hubungan atau kontak dengan dunia luar). Hal ini diharapkan mendorong lebih banyak ilmuwan pemberani untuk lebih mempertimbangkan “squatter” sebagai suatu peristiwa hebat yang umum terjadi pada berbagai kebudayaan yang berbeda, daripada sebuah gambaran samar dan berulang-ulang tentang anatomi manusia belaka.
Teori baru alam semesta lama
Walau demikian, squatter tidak menjelaskan titik asal mula teori yang luar biasa ini. Ini hanyalah kepingan bukti yang tak sengaja ditemukan diantara arus besar pemikiran baris depan yang dikenal sebagai The Electric Universe.
Para pendukung teori yang mengatakan, Electric Universelah yang menghasilkan plasma (suatu keadaan energetik materi) tersebut, merupakan susbtansi dan kekuatan mutlak yang mengisi dan menguasai hampir seluruh elemen yang terdapat di alam semesta.
Menghadapi ide seperti itu dapat menghasilkan basis baru bagi teori terkenal seperti Big Bang, materi hitam, dan teori relativitas Einstein, dan lain-lainnya.
Tapi ketika para pendukung teori Electric Universe berpegang bahwa plasma itu—yang diakui sebagai empat keadaan materi dan substansi yang memenuhi 99,9 persen dari alam semesta—adalah penyebab terjadinya daya tarik planet ketimbang gravitasi, ide itu sering ditolak atau bahkan ditertawakan oleh para ilmuwan konservatif.
Namun yang pasti, perilaku listrik diantara gas-gas panas dan medan magnet raksasa pada bintang-bintang itu, merupakan sebuah bidang penelitian yang diperlukan saat ini untuk membuktikan ataupun menyangkal teori aneh ini. Mempelajari bidang semacam ini, dapat mengindikasikan sebuah pemahaman baru atas fenomena-fenomena tersebut, seperti energi sinar gamma, percepatan pemuaian kosmos dan pelepasan dahsyat energi yang dikatakan telah terjadi di angkasa raya jaman purba.
Sebuah pertanyaan tentang listrik
Perilaku listrik di dalam gas-gas panas pada skala kosmik masih merupakan suatu disiplin ilmu yang baru berkembang. Meskipun begitu pemahaman yang digunakan pada medan-medan elektromagnetik yang berbeda bisa jadi memberikan suatu gagasn bagaimana sebuah ruang pelepasan pada jaman purba, dapat membentuk image manusia.
Plasma sinar “listrik” maha besar dapat menyerupai tubuh manusia yang dilambangkan dalam figur ”squatter”, dan piringan-piringan energi yang melintasi poros tubuhnya akan tersebar jauh, seperti gelombang-gelombang yang bergerak secara berlawanan arah, sehingga menampakkan figur lengan dan kaki. Tampilan profil elemen ketiga yakni sebuah pipa yang melingkari tubuh, dan akan tampak seperti dua titik yang memadat ke arah dua sisi dari gambar.
Dengan cara ini, penolakan di antara piringan-piringan tersebut bersama dengan poros listrik akan memberikan pemandangan paling spektakuler, yang menggambarkan masyarakat purba telah memiliki apresiasi kegembiraan: suatu makhluk besar dengan kedua lengan terbuka dan kaki yang melengkung.
Menurut sisa-sisa grafik, gambar squatter dapat dipahami dari semua titik permukaan bumi. Bentuk ini telah terekam dalam berbagai kebudayaan antara lain Arizona, Armenia, New Mexico, Venezuela, Spanyol, Italia, Alpen, Timur Tengah, dan Tiongkok.
Penyangkalan populer dan stigma Teori Baru
Akan tetapi squatter mungkin bukan satu-satunya tontonan unik alam semesta yang diperlihatkan kepada dunia kuno. Pola berbeda terulang dalam petroglyph di seluruh bumi bisa saja dipakai untuk menggambarkan nebula dan ledakan yang tak terkirakan.
Selama bertahun-tahun, para ilmuwan hanya dapat mengenali matahari, bulan, dan gambaran lain yang secara langsung ditemukan dalam kebudayaan nenek moyang, sebagai hasil pengamatan jelas atas kubah alam semesta, melukiskan image para dewa, manusia, dan binatang yang dianggap sebagai kumpulan imajiner para seniman. Namun banyak juga arkeolog moderen, seperti Anthony Peratt, telah mulai mengakui “batu sandungan” di dalam mitologi kuno ini sebagai bukti kuat akan keberadaannya.
Dengan cara yang sama, pemikiran tentang Bumi yang datar telah diganti oleh kenyataan bumi yang bulat seperti kita ketahui saat ini. Geosentris telah digantikan heliosentris dan teori relativitas telah menggeser ideologi Newton yang dianut selama bertahun-tahun, Electric Universe bisa jadi menghasilkan pergolakan total dari semua teori-teori kosmos moderen.
Mungkin dengan sering diragukannya para pencetus ilmu pengetahuan baru ini, bisa jadi mempunyai nasib yang sama dengan Galileo, Newton, dan Einstein, setelah bertahun-tahun diterlantarkan dan dicemooh pada akhirnya diakui.
sumber:
http://www.epochtimes.co.id/iptek.php?id=125
Tidak ada komentar:
Posting Komentar