Tumbuhan Welwitschia Mirabilis hidup di gurun sepanjang pesisir pantai Namibia dan Angola. Welwitschia mirabilis
menunjukkan berbagai keunikan, baik segi morfologi maupun
fisiologinya. Salah satunya adalah jumlah stomata yang dimiliki tumbuhan
ini adalah yang paling banyak diantara semua jenis tanaman padahal
hidupnya di area kering dan terik. Tidak seperti jenis sukulen atau
tanaman yang biasa hidup di gurun yang memodifikasi daunnya untuk
mengecil agar mengurangi penguapan, W.mirabilis justru memiliki daun yang lebar.
Tumbuhan ini hanya punya dua
daun, dan satu batang dan sistem akar. Jadi daun yang ada adalah daun
yang perama kali tumbuh dan terus tumbuh sepanjang hidupnya. Tumbuhan
ini berasal dari biji tapi dari ratusan biji yang ada pelung hidupnya
hanya 1 % akibat kontaminasi A.niger, tidak terbuahi atau karena curah
hujan yang tidak memadai.
Menurut
runut karbon, diduga specimen tertua di dunia berusia lebih dari 2000
tahun, dan untuk rata rata masa hidup diperkirakan mencapai 400 – 1500
tahun dan beberapa artikel menyebutkan bahwa tanaman ini mampu hidup
tanpa hujan selama 5 tahun.
Selain itu, tanaman yang dalam bahasa Namibia, tanaman ini dinamakan
Onyanga yang artinya Bawang Padang Pasir karena Onyanga ini ternyata
enak untuk dimakan baik dimakan mentah maupun dimasak dalam bara.
Tanaman ini secara konstan berkecambah (meskipun sedang berada pada masa subur) – yang sangat tidak biasa untuk tanaman. Welwitschia merupakan spesies dari tumbuhan berumah dua (dioecious) dan karena itu dua tanaman (tanaman jantan dan betina) sangat diperlukan untuk pembentukan bibit. Bunga-bunganya berbentuk kerucut (seperti pada pohon pinus atau pakis haji) yang terletak pada aksil daunnya.
Kerucut betina akan hancur ketika matang untuk dapat melepas biji-bijinya yang bersayap dan mudah terbawa oleh angin.
Tanaman ini merupakan bagian dari divisio tanaman purba – Gnetophyta, yang memiliki hubungan sangat dekat dengan konifer (Pinophyta). Gnetophyta memiliki 3 genus dengan tampilan yang sangat berbeda satu sama lain: Melinjo (Gnetum) – liana dengan dedaunan berukuran besar, Ephedra – tanaman belukar dan termasuk juga Welwitschia.
Nama Welwitschia diperoleh dari ahli botani Friedrich Welwitsch yang menemukannya pada tahun 1860. Gambar Welwitschia ada di lambang Negara Namibia.
Hidup di gurun sepanjang pesisir pantai Namibia dan Angola, Welwitschia mirabilis menunjukkan berbagai keunikan, baik segi morfologi maupun fisiologinya. Bayangkan saja, jumlah stomata yang dimiliki oleh W.mirabilis mungkin adalah yang paling banyak diantara semua jenis tanaman, padahal hidupnya di area kering dan terik. Tidak seperti jenis sukulen atau tanaman yang biasa hidup di gurun yang memodifikasi daunnya untuk mengecil agar mengurangi penguapan, W.mirabilis justru memiliki daun yang lebar.
Strateginya adalah dengan membuka stomata pada malam hari dimana kabut (fog) melimpah di pesisir pantai tersebut dan menutup rapat pada siang hari. Selain itu, daun yang lebar berfungsi melindungi tanah di bawahnya tetap adem, dimana sang akar tumbuh serta agar kelembaban di bagian bawah tanah tetap terjaga ^^
Yang tidak ada duanya, W.mirabilis hanya memiliki dua daun saja sepanjang hidupnya. Jadi daun yang ada adalah daun yang pertama kali tumbuh dan terus memanjang seumur hidupnya.
Tumbuh dari biji, namun diperkirakan dari ratusan biji, peluang hidup hanya 1% akibat kontaminasi A.niger, tidak terbuahi atau karena curah hujan yang tidak memadai.
Menurut runut karbon, diduga specimen tertua di dunia berusia lebih dari 2000 tahun, dan untuk rata rata masa hidup diperkirakan mencapai 400 - 1500 tahun. Sungguh mencengangkan, karena bisa jadi biji W.morabilis tertua di dunia sudah hidup pada masa Nabi Muhammad SAW berdakwah ^^
Sesaat setelah penemuannya, tanaman ini langsung menjadi bahan perbincangan dan menjadi salah satu incaran kolektor tanaman. Perburuan besar besaran sempat menggiring spesies ini pada CITES 1. Namun, perang di Angola membawa berkah bagi habitat W.mirabilis, karena mereka dilindungi oleh ladang ranjau yang menghalangi niat para pemburu untuk mengambil bijinya.
Sekarang W.mirabilis masuk CITES 2, karena habitatnya tidak terganggu (karena ladang ranjau tersebut), sedangkan di Namibia, habitatnya dijaga dan dijadikan sebagai objek wisata.
sumber: http://bahujung.blogspot.com/2011/06/welwitschia-mirabilis-tanaman-paling.html
http://hawa-tumbuhanlangkadidunia.blogspot.com/2012/09/welwitschia-mirabilis.html
http://blogfikrea-inmylife.blogspot.com/2012/02/welwitschia-mirabilis-tanaman-purba.html
http://tempoyaker.blogspot.com/2009/06/welwitschia-mirabilis-sang-tanaman.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar