Luminesensi merupakan fenomena fisika
berupa pancaran cahaya dari suatu bahan yang dipanaskan, yang sebelumnya
menyerap radiasi pengion. Ada kalanya proses luminesensi baru terjadi
jika suatu bahan mendapatkan pemanasan dari luar. Peristiwa luminesensi
dengan bantuan panas dari luar ini disebut thermoluminesensi. Pancaran
cahaya thermoluminesensi (TL) dapat terjadi pada benda padat dengan
struktur kristal baik berupa bahan isolator maupun semikonduktor. Saat
ini fenomena TL banyak diterapkan dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan, antara lain untuk penanggalan temuan-temuan arkheologi
berupa barang-barang tembikar.
Bahan yang mampu memperlihatkan fenomena
TL mencapai lebih dari 2000 jenis mineral alam, mulai dari bahan kristal
dan gelas anorganik, barang tembikar dan batu api yang digunakan untuk
penanggalan arkheologi, sampai dengan bahan-bahan organik yang berpendar
pada temperatur rendah. Pancaran TL dari berbagai jenis mineral telah
diketahui dan dipelajari sejak lebih dari 200 tahun silam. Namun baru
pada tahun 1905 manusia mengetahui bahwa pancaran TL tadi disebabkan
oleh radiasi dari sumber-sumber alamiah. Sebagian besar studi fenomena
TL hingga tahun 1966 dikaitkan dengan pemanfaatannya untuk penanggalan
geologi dan arkheologi. Beberapa laboratorium tertarik pada fenomena
ini, sehingga pada awal tahun 1960-an muncul beberapa publikasi ilmiah
tentang penanggalan TL terhadap beberapa temuan benda arkheologi.
Banyak temuan benda-benda arkheologi yang
dibuat dari tanah liat seperti tembikar. Bahan itu kini diketahui dapat
memperlihatkan gejala TL yang berarti mampu menyimpan informasi berupa
penerimaan dosis radiasi dari sumber-sumber alamiah, baik yang terdapat
di dalam bahan tembikar itu sendiri maupun sumber-sumber radiasi yang
ada di sekitar tempat terkuburnya benda arkheologi tersebut. Informasi
penerimaan dosis itu tetap tersimpan dengan aman dan baru akan keluar
dalam bentuk pancaran cahaya TL apabila tembikar mendapatkan pemanasan
yang cukup tinggi ( ~ 200 – 500 0C) dari luar. Peristiwa penyerapan
energi radiasi yang diikuti dengan terjadinya pancaran cahaya tampak
dari suatu bahan disebut luminesensi. Peristiwa ini terjadi
karena adanya elektron-elektron yang menyerap energi radiasi dan
berpindah ke orbit yang lebih tinggi, sehingga bahan berada dalam
keadaan tereksitasi. Ada dua peristiwa luminesensi, yaitu fluoresensi dan fosforesensi
- Fluoresensi
Mineral fluoresen memancarkan cahaya tampak ketika terpapar sinar ultraviolet |
Fluoresensi adalah emisi cahaya oleh
suatu zat yang telah menyerap cahaya atau radiasielektromagnetik lain
dari panjang gelombang yang berbeda. Dalam beberapa kasus, emisicahaya
memiliki panjang gelombang yang lebih panjang, oleh karena itu energinya
lebihrendah, dibandingkan dengan radiasi yang diserap. Namun, ketika
radiasi elektromagnetik yang diserap sangat ketat, sangat mungkin bagi
satu electron untuk menyerap dua foton, penyerapan dua foton ini dapat
mengakibatkan emisi radiasi memiliki panjang gelombangyang lebih pendek
daripada serapan radiasi. Contoh yang paling mengesankan darifluoresensi
muncul ketika radiasi diserap di wilayah spektrum ultraviolet, dan ini
tidak tampak, dan emisi cahaya ada di wilayah tampak (visibel).
Fluoresensi memiliki aplikasi praktis,
termasuk dalam mineralogi, gemologi, sensor kimia(Fluoresensi
spektroskopi), pelabelan neon, pewarna, detektor biologis, dan yang
paling umum lampu neon.
Contoh fluoresensi paling mencolok terjadi ketika radiasi yang diserap berada di spektrum ultraviolet, sehingga tidak terlihat mata manusia, dan cahaya yang dipancarkan berada di spektrum tampak.
Fluoresensi banyak digunakan, termasuk dalam bidang mineralogi, gemologi, sensor kimia (spektroskopi fluoresensi), penandaan fluoresen, pewarnaan, detektor biologi, dan tentu saja lampu fluoresen.
- Phosporesensi
Phosporesensi adalah jenis spesifik
fotoluminesensi yang berkaitan dengan fluoresensi.Tidak seperti
fluoresensi, material phosporesensi tidak akan segera kembali
memancarkanradiasi yang diserap. Skala waktu lebih lambat dari
emisi-ulang berkaitan dengan keadaan”terlarang” transisi energi dalam
mekanika kuantum. Seperti halnya transisi terjadi sangatlambat dalam
materi tertentu, radiasi yang terserap dapat kembali dipancarkan pada
intensitasrendah sampai beberapa jam setelah eksitasi awal.Phosporesensi
adalah sebuah proses di mana energi yang diserap oleh suatu zat
yangrelatif lambat dilepaskan dalam bentuk cahaya. Hal ini dalam
beberapa kasus, sepertimekanisme digunakan untuk “glow-in-the-dark”
bahan yang dikenakan oleh paparan cahaya.Tidak seperti biasanya reaksi
relatif cepat dalam tabung fluoresen biasa, materi posporesensiyang
digunakan untuk menyerap energi materi dan menyimpan-nya untuk waktu
yang lebihlama sebagai proses yang diperlukan untuk kembali memancarkan
cahaya yang terjadi lebihsering.
Luminesensi Kimia dan Batang Cahaya+
Pernah mengunjungi konser musik dimana
orang-orang memegang batang cahaya yang digerakkan seiring dengan irama
musik? Pengunjung dalam jumlah ribuan membawa batang cahaya atau memakai
gelang dan kalung yang berpendar. Cahaya yang dipancarkan umumnya
hijau, namun warna lainnya dapat dilihat pula. Cahaya yang diberikan
oleh benda ini dikenal sebagai “cahaya dingin” atau luminesensi kimia
sebagai hasil dari reaksi kimia.
Batang cahaya terdiri dari tabung kaca kecil yang dibungkus tabung plastik. Tabung kaca kecil ini mengandung H2O2
(hidrogen peroksida). Tabung luar mengandung ester fenil oksalat dan
pewarna. Dengan membengkokkan tabung plastik, tabung kaca akan pecah dan
melepas H2O2. Peroksida iniakan bereaksi dengan fenil oksalat, menghasilkan fenol dan karbon dioksida.
Dalam luminesensi kimia, energi yang
dipakai untuk mengeksitasi elektron diperoleh dari pengaturan kembali
secara kimia dari atom atom untuk membentuk molekul baru dengan ikatan
baru. Ketika elektron dalam atom-atom menjadi tereksitasi ke tingkat
energi yang lebih tinggi, elektron dalam molekul menjadi tereksitasi
pula ke tingkat energi yang lebih tinggi dengan menyediakan energi pula.
Atom akan melepaskan energi berupa cahaya ketika elektron kembali ke
tingkat energi yang lebih rendah, hal yang sama terjadi pula pada
molekul. Tingkat energi pada molekul berbeda dengan tingkat energi atom.
Karena tidak ada panas yang dihasilkan, energi yang diberikan sebagai
bentuk cahaya ini sering disebut “cahaya dingin”.
Batang cahaya yang menyala dalam gelap
bukan satu-satunya kegunaan dari luminesensi kimia molekuler. Sebagai
contoh, ini juga digunakan untuk mendeteksi konsentrasi NO (nitrat
oksida) di atmosfer, dimana NO adalah hasil dari pembuangan mesin.
Sampel udara diinjeksikan ke dalam mesin pembakaran, dimana NO bereaksi
dengan O3 (ozon). NO2 akan dihasilkan dalam bentuk
tereksitasi dan melepaskan fotonnya atau energi cahaya. Sebuah
instrumen yang disebut tabung photomultiplier mendeteksi cahaya ini dan
mengamplifikasinya untuk memberikan bacaan sinyal yang dapat terukur.
Karena 1 mol NO menghasilkan 1 mol NO2, cahaya yang diemisikan sebanding dengan konsentrsi NO2 yang terbentuk dan jumlah awal dari NO.
* Keadaan tereksitasi dari NO2
* Keadaan tereksitasi dari NO2
Satu eksperimen yang dapat dicoba di
rumah adalah menempatkan satu ujung dari batang cahaya dalam bak air
dingin dan ujung lain di bak air hangat. Maka perbandingan cahaya pada
suhu yang berbeda untuk reaksi luminesensi dapat diamati. Cahaya dingin
dapat pula dibuat dengan luminol, reagen lain yang dapat bereaksi dengan
H2O2
Salah Satu manfaat luminesensi adalah
untuk mengetauhui keaslian dari berlian yaitu dengan Gosok berlian
dengan ampelas sekencang mungkin. Menurut website Amethyst Galleries,
Inc.’s, sudah merupakan rahasia umum bahwa berlian memiliki struktur
yang 4 kali lebih kuat daripada batuan alam lainnya seperti safir dan
rubi. Berlian asli tidak akan mudah tergores, sekeras apapun Anda
menggosoknya.
Periksa berlian dari ujung atas dan
sisi-sisinya. Berlian asli akan memperlihatkan pendaran atau luminesensi
yang mempesona dari berbagai sisi. Seringkali yang imitasi akan
didesain dengan kecemerlangan yang hanya dapat diamati dari bagian atas
saja, namun kurang berkilau dari sisi yang lain.
Rahasia pendar luminesensi
Pernah memancing pada malam hari? Pada malam hari akan sulit untuk melihat kail yang ditarik ikan. Sehingga pemancing sering menggunakan pelampung yang berpendar dalam gelap yang bisa terlihat jelas, biasa disebut sunlight. Atau pernah mengunjungi konser musik dimana orang-orang memegang batang cahaya yang digerakkan seiring dengan irama musik? Pengunjung dalam jumlah ribuan membawa batang cahaya atau memakai gelang dan kalung yang berpendar. Cahaya yang dipancarkan umumnya hijau, namun warna lainnya dapat dilihat pula. Cahaya yang diberikan oleh benda ini dikenal sebagai "cahaya dingin" atau luminesensi kimia sebagai hasil dari reaksi kimia.
Batang cahaya terdiri dari tabung kaca kecil yang dibungkus tabung plastik. Tabung kaca kecil ini mengandung H2O2 (hidrogen peroksida). Tabung luar mengandung ester fenil oksalat dan pewarna. Dengan membengkokkan tabung plastik, tabung kaca akan pecah dan melepas H2O2. Peroksida ini akan bereaksi dengan fenil oksalat, menghasilkan fenol dan karbon dioksida. Energi dari reaksi ini ditransferkan ke pewarna, yang akan teraktifasi dan memberikan cahaya, seperti yang ditunjukkan pada persamaan (1) :
Dalam luminesensi kimia, energi yang dipakai untuk mengeksitasi elektron diperoleh dari pengaturan kembali secara kimia dari atom atom untuk membentuk molekul baru dengan ikatan baru. Ketika elektron dalam atom-atom menjadi tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi, elektron dalam molekul menjadi tereksitasi pula ke tingkat energi yang lebih tinggi dengan menyediakan energi pula. Atom akan melepaskan energi berupa cahaya ketika elektron kembali ke tingkat energi yang lebih rendah, hal yang sama terjadi pula pada molekul. Tingkat energi pada molekul berbeda dengan tingkat energi atom. Karena tidak ada panas yang dihasilkan, energi yang diberikan sebagai bentuk cahaya ini sering disebut "cahaya dingin".
Batang cahaya yang menyala dalam gelap bukan satu-satunya kegunaan dari luminesensi kimia molekuler. Sebagai contoh, ini juga digunakan untuk mendeteksi konsentrasi NO (nitrat oksida) di atmosfer, dimana NO adalah hasil dari pembuangan mesin. Sampel udara diinjeksikan ke dalam mesin pembakaran, dimana NO bereaksi dengan O3 (ozon). NO2 akan dihasilkan dalam bentuk tereksitasi dan melepaskan fotonnya atau energi cahaya. Sebuah instrumen yang disebut tabung photomultiplier mendeteksi cahaya ini dan mengamplifikasinya untuk memberikan bacaan sinyal yang dapat terukur. Karena 1 mol NO menghasilkan 1 mol NO2, cahaya yang diemisikan sebanding dengan konsentrsi NO2 yang terbentuk dan jumlah awal dari NO.
Satu eksperimen yang dapat dicoba di rumah adalah menempatkan satu ujung dari batang cahaya dalam bak air dingin dan ujung lain di bak air hangat. Maka perbandingan cahaya pada suhu yang berbeda untuk reaksi luminesensi dapat diamati. Cahaya dingin dapat pula dibuat dengan luminol, reagen lain yang dapat bereaksi dengan H2O2.
Hal yang dapat mengakibatkan benda dapat menyala dalam gelap adalah adanya fluoresensi.....
Fluoresensi adalah emisi cahaya oleh suatu zat yang telah menyerap cahaya atau radiasi elektromagnetik yang berbeda panjang gelombang . Biasanya, cahaya yang dipancarkan memiliki panjang gelombang yang lebih panjang, dan karena itu energinya lebih rendah, dibandingkan dengan energi radiasi yang diserap.
Namun, ketika radiasi elektromagnetik yang diserap intensitasnya tinggi, memungkinkan bagi satu elektron untuk menyerap dua foton , penyerapan dua foton ini dapat mengakibatkan emisi radiasi memiliki panjang gelombang lebih pendek dari panjang gelombang radiasi yang diserap.
Besarnya energi dari suatu gelombang berbanding terbalik dengan panjangnya panjang gelombang.
Semakin panjang dari panjang gelombang radiasi, semakin rendah energinya
Contoh fluoresensi yang mencolok akan terjadi ketika radiasi yang diserap adalah gelombang yang berada di wilayah dari spektrum ultraviolet karena cahaya / gelombang awalnya merupakan gelombang yang tidak dapat terlihat, dan cahaya yang dipancarkan adalah di wilayah terlihat (visible).
Ilmuwan Inggris - George Gabriel Stokes memberi nama fenomena fluoresensi pada tahun 1852. Ia memilih nama "untuk menunjukkan penampilan umum dari suatu larutan sulfat dan media serupa kina". Nama itu berasal dari mineral fluorit (difluorida kalsium) , beberapa contoh yang mengandung jejak divalen europium , yang berfungsi sebagai penggerak neon untuk memancarkan cahaya biru.
Fluoresensi memiliki banyak aplikasi, seperti mineralogi, gemologi , sensor kimia, pelabelan neon , pewarna , detektor biologis, dan yang paling umum, lampu neon.
Referensi :
Anonim. 2010. http://www.batan.go.id/artikel/view_artikel.php?id_artikel=30. Diakses pada 20 Juli 2011.
Anonim. 2010. Batang cahaya dan luminesensi http://wong168. wordpress.com/2010/01/12/ batang-cahaya-dan-luminesensi-kimia/3. Di akses pada 20 Juli 2011.
Anonim. 2010. Berlian anda asli atau palsu. http://circle888. blogspot.com/2010/03/berlian-anda-asli-atau-palsu.html. Diakses pada 21 Juli 2011
http://wahyuriyadi.blogspot.com/2008/02/rahasia-pendar-luminesensi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Fluoresensi
http://exposure8i.blogspot.com/2011/02/flourescent.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar