Subscribe:

Astronomi

Jumat, 28 September 2012

Di Balik Sorot Mata Kucing


558px-Reflektion_des_Auges
Ketika kita berkendara malam hari dan menemui kucing, yang sedang mau menyeberang atau diam saja di tepi jalan sambil memandang kendaraan, perhatikan, matanya tampak menyala hijau.  Seringkali timbul pertanyaan, mengapa mata seekor kucing bisa begitu terang?


Retina
Mata manusia dan mata banyak hewan terdiri atas bola kecil seperti kelereng (pada manusia, kelereng berdiameter sekitar 1,7 cm). Di depan kelereng ada lensa, sedangkan pada dinding belakang bola mata ada lapisan retina yang peka cahaya. Lensa bertugas membentuk citra dari obyek pada retina. Pada gilirannya retina menghasilkan sinyal, yang dikirim ke otak melalui syaraf. Begitu menerima sinyal, otak menyimpulkan kesan penglihatan.
Untuk menakar porsi cahaya yang masuk mata, lensa dilengkapi pupil sebagai semacam jendela yang bisa melebar dan mengecil. Ukuran pupil akan paling besar jika keadaan sekitar gelap, supaya cahaya yang hanya sedikit bisa lewat semua sehingga mampu menghasilkan penglihatan. Tapi bagi hewan tertentu, pupil paling lebarpun seringkali belum memadai untuk menangkap cahaya yang sedang tipis-tipisnya.
Hewan tersebut terutama jenis yang harus mencari makan di malam hari, mencari mangsa binatang lainnya. Misalnya harimau, macan kumbang, juga kucing. Untuk memfasilitasi mereka, jaringan di belakang retina bersifat istimewa (disebut tapetum lucidum), yang mampu memantulkan cahaya.
Bandingkan dengan mata hewan yang lain. Jika sudah sampai pada retina dan membangkitkan sinyal penglihatan, cahaya akan lewat terus, tugasnya selesai. Tetapi pada jenis harimau dan kucing, cahaya merangsang retina, lalu terpantul dan balik, merangsang lagi retina sehingga kepekaan mata menjadi setidaknya dua kali lipat. Walaupun gelap, mata masih mungkin menemukan mangsa.
Gara-gara jaringan yang memantulkan cahaya itu, sinar cukup terang yang memasuki mata akan terpental dan tersorot balik, memberikan kesan seolah berpijar. Apalagi ada lensa mata yang menjadi semacam kaca pembesar. Orang yang kebetulan malam-malam bertemu dengan harimau niscaya langsung beku, sudah kalah setengah oleh nyala mata yang mengerikan.
Namun efek mengerikan dapat pula diubah menjadi bermanfaat. Orang meniru dengan menggunakan bola kaca, betul-betul mirip kelereng. Satu sisinya diberi lapisan pemantul yang berwarna, biasanya kekuningan. Lalu dengan bantuan dudukan pelindung, dipasanglah pada aspal sebagai pembatas jalur jalan, dikenal sebagai “mata kucing”. Bukan dari seekor kucing yang mengawasi dari tepi jalan, tapi dari benda tak bernyawa demi keselamatan lalu lintas.***

Bacaan:
http://netsains.net/2009/01/mengamati-gerhana-matahari-secara-aman-dan-sederhana/
http://www.agarman.dial.pipex.com/bco/fact4.htm
http://www.lairweb.org.nz/tiger/eyesight2.html
Kredit foto:
http://en.wikipedia.org/wiki/File:Reflektion_des_Auges.JPG

sumber: http://netsains.net/2009/12/di-balik-sorot-mata-kucing/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar