Subscribe:

Astronomi

Jumat, 01 Juni 2012

Vibrio fischeri mengeluarkan cahaya bioluminescens

vibrio-fischeri-biolumineszcensBakteri dalam berkomunikasi dan berkoordinasi untuk mengambil suatu keputusan selalu melibatkan jaringan molekul yang sangat canggih dan diketahui secara intra species (jaringan nasional) dan inter species (jaringan internasional). Pada bakteri gram negatif, seperti Preudomonas, Erwinia dan Vibrio, ternyata bahwa kelompok bakteri ini menggunakan senyawa acyl homoserine lactone (AHL) tertentu untuk sinyal komunikasinya atau bahasanya. AHL ini umumnya bersifat khusus untuk spesies bakteri tertentu. Sebagai contoh: Pseudomonas aeruginosa menggunakan N-(3-oxo)-dodecanoyl-L-homoserine lactone, Vibrio harveyi menggunakan N-(3-hydroxy)-butanoyl-L-homoserine lactone, sedangkan Vibrio fischeri menggunakan N-(3-oxo)-hexanoyl-L-homoserine lactone sebagai sinyal komunikasinya. Bila jumlah selnya telah mencapai kepadatan tertentu (quorum) mak` AHL itu akan membentuk kompleks dengan protein pengatur khusus yang akhirnya berfungsi untuk mengaktifkan ekspresi sejumlah gen-gen penyandi ensim-ensim untuk bioluminescence, pembentukan biofilm dan faktor-faktor dekstruktif lainnya. Sementara untuk bakteri gram positif seperti Bacillus dan Streptococcus menggunakan molekul berbasis peptida atau protein khusus yang disebut pheromone untuk bahasa komunikasinya.


Bioluminesensi

Bioluminesensi adalah emisi cahaya yang dihasilkan oleh makhluk hidup karena adanya reaksi kimia tertentu.Hingga saat ini, bioluminesensi telah ditemukan secara alami pada berbagai macam makhluk hidup seperti cendawan, bakteri, dan organisme di perairan, namun tidak ditemukan pada tanaman berbunga, hewan vertebrata terestrial, amfibi, dan mamalia. Sebagian besar plankton memiliki kemampuan menghasilkan pendaran, terutama plankton yang hidup di perairan laut dalam. Pada mikroba, bioluminesensi yang dihasilkan belum diketahui manfaatnya, sedangkan pada hewan umumnya digunakan sebagai sinyal kawin, predasi, dan perlindungan terhadap pemangsa.

Cara Kerja Bioluminescence (Binatang Bercahaya)


Binatang yang menggunakan indra penglihatan untuk bernavigasi pada umumnya mengalami kesulitan mendapatkan sekitar tanpa cahaya. Beberapa, seperti burung hantu, mempunyai mata yang sangat besar yang mereka gunakan untuk mengumpulkan banyak cahaya. Mereka juga menggunakan indra lain untuk mengumpulkan informasi tentang lingkungan mereka. Manusia, di sisi lain, telah menempatkan banyak upaya untuk menciptakan portabel, sering kali sumber cahaya buatan, dari obor ke bola lampu dan LED.

Mahluk Hidup Bercahaya (Bioluminesensi)

Bioluminesensi adalah emisi cahaya yang dihasilkan oleh makhluk hidup karena adanya reaksi kimia tertentu.Hingga saat ini, bioluminesensi telah ditemukan secara alami pada berbagai macam makhluk hidup seperti cendawan, bakteri, dan organisme di perairan, namun tidak ditemukan pada tanaman berbunga, hewan vertebrata terestrial, amfibi, dan mamalia. Sebagian besar plankton memiliki kemampuan menghasilkan pendaran, terutama plankton yang hidup di perairan laut dalam. Pada mikroba, bioluminesensi yang dihasilkan belum diketahui manfaatnya, sedangkan pada hewan umumnya digunakan sebagai sinyal kawin, predasi, dan perlindungan terhadap pemangsa.

Bunga Matahari (Helianthus annuus L.)

Sunflower sky backdrop.jpgBunga Matahari (Helianthus annuus L.) adalah tumbuhan semusim dari suku kenikir-kenikiran (Asteraceae) yang populer, baik sebagai tanaman hias maupun tanaman penghasil minyak. Bunga tumbuhan ini sangat khas: besar, biasanya berwarna kuning terang, dengan kepala bunga yang besar (diameter bisa mencapai 30cm). Bunga ini sebetulnya adalah bunga majemuk, tersusun dari ratusan hingga ribuan bunga kecil pada satu bongkol. Bunga Matahari juga memiliki perilaku khas, yaitu bunganya selalu menghadap ke arah matahari atau heliotropisme. Orang Perancis menyebutnya tournesol atau "pengelana Matahari". Namun demikian, sifat ini disingkirkan pada berbagai kultivar baru untuk produksi minyak karena memakan banyak energi dan mengurangi hasil.

sifat kimiawi bunga matahari adalah rasa lembut dan netral. kalau digunakan dalam pengobatan mamiliki efek bias mangurangi rasa nyeri. ( analagetik ), merangsang cairan pengeluaran cairan tubuh ( hormone enyzyme ) juga merangsanng pengeluaran campak, anti radang,anti malaria,pereda batuk, merangsang energi vital, menenangkan liver, serta merangsang pengeluaran air kemih.

dalam 100 gr minyak biji bunga matahari terkandung lemak total : 100, lemak jenuh, lemak tidak jenuh 9,8,oleat,11,7 dan linoleat72,9.