Subscribe:

Astronomi

Senin, 27 Agustus 2012

Rahasia jaring lengket laba-laba

Bagaimana jaring laba-laba yang sudah kuat itu bisa lengket dan mempertahankan kelengketan itu pada kondisi lembap? Para ilmuwan menjawabnya.
Tidak semua laba-laba dapat membuat jaring. Tapi, setiap laba-laba dapat menghasilkan benang sutera yang dihasilkan oleh dua kelenjar dalam perut yang mengeluarkan protein di bagian belakang tubuh laba-laba. Helaian serat protein ini sangat tipis, tapi sangat kuat.
Ilmuwan-ilmuwan dari University of Akron di Ohio, Amerika Serikat, melakukan uji coba untuk mencari tahu zat yang disimpan laba-laba untuk memproduksi benang sutra ini. Profesor dari University of Akron Ali Dhinojwala, Kandidat Doktor Vasav Sahni, dan Profesor Biologi Todd Blakledge ingin mengetahui zat yang membuat jaring laba-laba jadi lengket.
 
Penelitian mereka menunjukkan zat tersebut terbuat dari polimer yang kental dan elastis. Kekentalan dan elastisitas membantu laba-laba menangkap serangga yang terbang dengan cepat. Mangsa pun terjebak di jaring hingga laba-laba dapat melahap mereka.
Dhinojwala membandingkan zat tersebut seperti permen karet karena keduanya sama-sama dapat terus direntangkan. Uniknya lagi, jaring tersebut tidak kehilangan kelengketan meskipun lembap. Ternyata, kelembapan diperlukan untuk mempertahankan elastisitas jaring. Tanpa kelembapan yang memberi sifat elastis, jaring laba-laba akan mudah hancur.
“Yang dilakukan laba-laba adalah evolusi terbaik. Mereka selamat dengan memanfaatkan alam secara efektif,” kata Dhinojwala.
 
Sebagian besar laba-laba adalah hewan pemangsa. Mereka menunggu mangsa lewat sambil bersembunyi. Bahkan ada yang bisa menyamarkan tubuhnya di atas tanah atau pohon.
Beberapa laba-laba mengeluarkan bisa, misalnya laba-laba Latrodectus mactan. Setelah mangsa terjebak dalam jaring, laba-laba mendekat dan menusukkan taringnya untuk melumpuhkan dan memasukkan enzim pencerna ke dalam tubuh mangsanya.
Laba-laba tidak memiliki mulut atau gigi untuk mengunyah. Jadi, enzim pencernaan sangat membantu dalam proses makan, enzim ini membantu menghancurkan bagian dalam tubuh mangsa. Saat bagian dalam tubuh mangsa sudah berubah menjadi cairan, laba-laba menghisapnya beserta hancuran organ si mangsa.
 
Ada juga laba-laba yang memiliki rahang yang kuat. Jadi, setelah mangsa terperangkap dalam jaring, laba-laba merusak dan meremuknya dengan rahang dan taringnya itu dan kemudian baru dihisap.
Laba-laba penenun punya cara lain melumpuhkan mangsa. Mereka dapat membungkus mangsanya dengan lilitan benang sutra. Ini diperlukan jika mangsa memiliki alat pertahanan yang berbahaya, seperti lebah. Cara membungkus ini juga dilakukan laba-laba untuk menyimpan mangsanya sambil menuggu waktu yang tepat untuk makan.
 
Sumber: care2.com NationalGeographicIndonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar