Space Elevator
Adalah negara jagoan robot dunia, jepang, yang sedang giat-giat nya
mengembangkan sebuah elevator ruang angkasa. Mereka mengembangkan
elevator dengan kabin berkapasitas 30 orang, yang akan membawa manusia
dari bumi menuju stasiun luar angkasa dalam waktu delapan hari.
Space Elevator ( Tangga Luar Angkasa )
Sebuah
wahana kendaraan yang bergerak naik turun layaknya sebuah
lift/elevator meniti kabel untuk mewujudkan perjalanan ke luar angkasa
kemungkinan besar bakal terealisasi. Wahana yang disebut Space Elevator
ini tanpa memerlukan lagi alat pendorong model roket antariksa yang
konvensional untuk melepaskan diri dari hambatan gaya tarik gravitasi
bumi. Diharapkan Space Elevator sebagai wahana transportasi untuk
membawa manusia ke orbit angkasa luar akan menjadikan penerbangan
antariksa masa depan menjadi lebih sederhana serta berbiaya murah.
Badan Penerbangan Antariksa Amerika Serikat NASA telah sejak satu dekade terakhir giat melaksanakan riset intensif untuk Space Elevator bahkan melalui berbagai sayembara dan kini semakin banyak kalangan ilmuwan dunia termasuk dari Jepang ikut serta menggeluti riset ini guna merealisasikannya.
Namun, tantangan utama dalam mewujudkan proyek Space Elevator ini adalah pengembangkan teknologi carbon nanotube untuk mendapatkan kabel jenis berkarakteristik yang amat ringan tapi berkekuatan tinggi 180 kali lipat lebih kuat dibanding kekuatan tarik serat baja.
Melansir laporan Science NASA baru-baru ini menyebutkan, para ilmuwan dari Cambridge University telah mengembangkan bahan carbon nanotube yang kuat, fleksibel dan ringan sehingga tangga menuju ruang angkasa semakin mendekati realisasinya. Bahkan tim Cambridge ini mampu menghasilkan sekitar 1 gram bahan carbon baru per hari yang panjangnya mencapai 18 mil.
Alan Windle, profesor sains material di Cambridge mengatakan, sesuai yang dibutuhkan NASA perlu sekitar 144.000 mil carbon nanotube panjangnya. Artinya, itu hampir mencapai 1/4 jarak Bumi ke Bulan (384.403 km). "Masalah terbesar selalu terletak pada menemukan bahan yang cukup kuat dan ringan agar bisa terbentang sejauh puluhan ribu mil ke ruang angkasa," John Winter dari EuroSpaceward menambahkan.
Guna mendapatkan dampak maksimal terhadap efek geosynchronous orbit maka letak pangkalan peluncuran Space Elevator akan berlokasi di garis khatulistiwa di sebuah kawasan laut terbuka yang relatif harus bebas dari gangguan badai. Lokasi yang telah masuk dalam incaran NASA antara lain kawasan lepas pantai di Australia Barat, Laut China Selatan, dan Kepulauan Galapagos di lautan Pasifik.
Target terwujudnya Space Elevator ini menurut kalangan ilmuwan Jepang diprediksikan tahun 2030. Sementara Prof. Hoffman, ilmuwan aeronotika dari MIT-AS, menyatakan bahwa manusia mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama dari itu dan mungkin hingga 100 tahun ke depan atau bahkan lebih. Namun yang terpenting menurutnya bahwa merealisasikan proyek Space Elevator akan membukakan suatu khasanah tersendiri dalam sejarah peradaban manusia dalam hubungan kosmologi dengan alam raya di masa depan.
Space Elevator Proyek Bangunan Tertinggi dari NASA
Space Elevator atau dalam bahasa indonesia Lift luar angkasa adalah lift yang didesain untuk mengirim material dari permukaan bumi ke luar angkasa melibatkan perjalanan melalui struktur dan bukan dengan menggunakan roket. Konsepnya seringkali mengacu pada struktur yang menjangkau orbit geostasioner sekitar 35.786 km dari permukaan bumi.
Konsep lift luar angkasa berawal dari ide seorang ilmuwan Rusia Konstantin Tsiolkovsky, yang pada tahun 1985 mengajukan struktur kompresi atau yang disebut Menara Tsiolkovsky.
Lift luar angkasa juga kadang-kadang disebut jembatan luar angkasa, tangga menuju luar angkasa, menara orbit, atau elevator orbit.
Namun, teknologi saat ini tidak mampu menciptakan struktur yang kuat namun juga ringan untuk lift luar angkasa. Hal ini disebabkan total massa untuk konstruksi jika menggunakan bahan konvensional terlalu besar. Konsep rencana terbaru dari pembuatan lift luar angkasa adalah penggunaan bahan berbasis karbon nanotube. Telah diketahui bahwa kekuatan bahan karbon nano-tube dalam skala mikroskopis sangatlah kuat jika dibandingkan dengan bahan lainnya yang telah ada sehingga secara teoritis dapat dipakai untuk pembuatan lift luar angkasa. Material terbaru dapat digunakan dalam pembuatan lift ke tempat lain di tata surya, seperti Mars, yang memiliki gravitasi yang lebih lemah daripada Bumi. Belum diketahui kapan proyek ini akan terlaksana, sejauh ini proyek lift luar angkasa hanya berupa konsep.
sumber: http://citycelljuwana.blogspot.com/2010/05/space-elevator-tangga-luar-angkasa.html
http://gohotkaskus.blogspot.com/2012/04/space-elevator-proyek-bangunan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar