Aurora adalah fenomena yang terjadi karena sinar (cahaya) yang
menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet. Aurora terjadi
sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki
planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari
(angin matahari)
Aurora bisa juga disebut akibat dari reaksi partikel-partikel bermuatan listrik dengan atmosfir bumi.
Warna aurora bisa bermacam-macam. Biasanya hijau, merah, biru dan lembayung. Nama aurora sendiri pertama kali dipakai oleh Pierre Gassend, seorang ilmuwan dari abad ke-17. Sedangkan Galileo Galilei yang dikenal sebagai ilmuwan menamai aurora borealis pada tahun 1619.
Aurora borealis adalah istilah aurora yang muncul pada belahan bumi utara, sedang nama Aurora australis terlihat di bumi selatan. Aurora borealis paling sering disaksikan di Fairbanks, Alaska, dan beberapa lokasi di Kanada Timur, Islandia dan Skandinavia Utara. Sedangkan Aurora australis jarang sekali terlihat. Aurora australis biasanya sering terlihat di Australia pada siklus 11 tahun aktivitas titik matahari. Titik-titik matahari maksimum berlangsung pada tahun 2000. Aurora Australis paling sering terlihat di Tasmania. Aurora ini pertama kali dikenal para ilmuwan Eropa pada abad ke-18, tetapi telah dikenal oleh kaum Aborigin dan Maori sejak tujuh ratus tahun yang lalu.
Aurora dipercaya dapat mengganggu gelombang radio. Ini terjadi saat titik-titik di atmosfer terganggu oleh proton dari matahari, atmosfer tidak lagi menahan sinyal dan memantulkannya ke bumi, tetapi sinyal tersebut justru diteruskan keluar angkasa, sehingga tidak ada sinyal yang diterima radio dan televisi.Selain aurora berwarna cerah, ada juga aurora berwarna hitam, walaupun sebagian ilmuwan percaya aurora hitam bukanlah aurora. Kimball dan dosen pembimbingnya Professor Emeritis Tom Hallinan melihat tiga jenis aurora hitam, yaitu gulungan hitam yang berbentuk seperti garpu yang nampak di depan aurora asli; cincin hitam yang kelihatan seperti cincin asap berwarna gelap di depan aurora asli yang lebih pucat. Aurora ini muncul pada tahun 1970 oleh Poker Flat Research Range di sebelah Utara Fairbanks, Alaska.
Seperti pelangi, aurora adalah fenomena alam yang luar biasa yang menunjukkan kebesaran Tuhan sebagai pemilik jagad raya ini.
Orang Skotlandia menamainya Nimble Men. Di Denham dikenal sebagai Merry Dancers. Orang-orang kuno percaya bahwa mereka dapat melihat pasukan perang si dalam cahaya aurora.
Di belahan bumi Utara terutama Alaska, seringkali langit malam yang gelap tiba-tiba menjadi terang-benderang. Warnanya biasanya hijau, merah, biru atau lembayung. Orang-orang kuno menghubung-hubungkan munculnya fenomena alam itu dengan penyakit dan peperangan. Aurora berwarna merah terang pernah dianggap sebagai “kolam darah” para pejuang yang gugur dalam peperangan. di North Country, Inggris, aurora dikenal sebagai “lembing terbakar”. Sebelum revolusi perancis meletus, sebuah aurora muncul. Penduduk Skotlandia dan Inggris mengaku mendengar suara pertempuran dan melihat peperangan di angkasa. Pada tanggal 24 Februari 1716, berbarengan dengan kematian James Ratcliffe, Earl Derwentwater terakhir, muncul aurora berwarna merah terang dan bergerak cepat di langit. Sejak saat itu aurora itu dikenal sebagai “Cahaya Lord Derwenwater”.
Aurora bisa juga disebut akibat dari reaksi partikel-partikel bermuatan listrik dengan atmosfir bumi.
Warna aurora bisa bermacam-macam. Biasanya hijau, merah, biru dan lembayung. Nama aurora sendiri pertama kali dipakai oleh Pierre Gassend, seorang ilmuwan dari abad ke-17. Sedangkan Galileo Galilei yang dikenal sebagai ilmuwan menamai aurora borealis pada tahun 1619.
Aurora borealis adalah istilah aurora yang muncul pada belahan bumi utara, sedang nama Aurora australis terlihat di bumi selatan. Aurora borealis paling sering disaksikan di Fairbanks, Alaska, dan beberapa lokasi di Kanada Timur, Islandia dan Skandinavia Utara. Sedangkan Aurora australis jarang sekali terlihat. Aurora australis biasanya sering terlihat di Australia pada siklus 11 tahun aktivitas titik matahari. Titik-titik matahari maksimum berlangsung pada tahun 2000. Aurora Australis paling sering terlihat di Tasmania. Aurora ini pertama kali dikenal para ilmuwan Eropa pada abad ke-18, tetapi telah dikenal oleh kaum Aborigin dan Maori sejak tujuh ratus tahun yang lalu.
Aurora dipercaya dapat mengganggu gelombang radio. Ini terjadi saat titik-titik di atmosfer terganggu oleh proton dari matahari, atmosfer tidak lagi menahan sinyal dan memantulkannya ke bumi, tetapi sinyal tersebut justru diteruskan keluar angkasa, sehingga tidak ada sinyal yang diterima radio dan televisi.Selain aurora berwarna cerah, ada juga aurora berwarna hitam, walaupun sebagian ilmuwan percaya aurora hitam bukanlah aurora. Kimball dan dosen pembimbingnya Professor Emeritis Tom Hallinan melihat tiga jenis aurora hitam, yaitu gulungan hitam yang berbentuk seperti garpu yang nampak di depan aurora asli; cincin hitam yang kelihatan seperti cincin asap berwarna gelap di depan aurora asli yang lebih pucat. Aurora ini muncul pada tahun 1970 oleh Poker Flat Research Range di sebelah Utara Fairbanks, Alaska.
Seperti pelangi, aurora adalah fenomena alam yang luar biasa yang menunjukkan kebesaran Tuhan sebagai pemilik jagad raya ini.
Orang Skotlandia menamainya Nimble Men. Di Denham dikenal sebagai Merry Dancers. Orang-orang kuno percaya bahwa mereka dapat melihat pasukan perang si dalam cahaya aurora.
Di belahan bumi Utara terutama Alaska, seringkali langit malam yang gelap tiba-tiba menjadi terang-benderang. Warnanya biasanya hijau, merah, biru atau lembayung. Orang-orang kuno menghubung-hubungkan munculnya fenomena alam itu dengan penyakit dan peperangan. Aurora berwarna merah terang pernah dianggap sebagai “kolam darah” para pejuang yang gugur dalam peperangan. di North Country, Inggris, aurora dikenal sebagai “lembing terbakar”. Sebelum revolusi perancis meletus, sebuah aurora muncul. Penduduk Skotlandia dan Inggris mengaku mendengar suara pertempuran dan melihat peperangan di angkasa. Pada tanggal 24 Februari 1716, berbarengan dengan kematian James Ratcliffe, Earl Derwentwater terakhir, muncul aurora berwarna merah terang dan bergerak cepat di langit. Sejak saat itu aurora itu dikenal sebagai “Cahaya Lord Derwenwater”.
Di masa lalu, aurora
dipercaya dapat meramalkan cuaca, meskipun kebenarannya kadang-kadang berlawanan.
Di Labrador, aurora merupakan pertanda cuaca yang baik, sedangkan di Greenland
dianggap sebagai tanda datangnya angin selatan dan badai. Di Norwegia Utara,
aurora sering dihubung-hubungkan dengan cuaca dingin.
Aurora adalah cahaya
yang tercipta di udara. Cahayanya yang gemerlapan disebabkan oleh atom-atom dam
molekul yang bertumbukan dengan partikel-partikel bermuatan, terutama elektron
dan proton yang berasal dari matahari. Partikel-partikel tersebut terlempar
dari matahari dengan kecepatan lebih dari 500 mil per detik dan terhisap medan
magnet bumi di sekitar kutub Utara dan Selatan. Warna-warna yang dihasilkan
disebabkan benturan partikel dan molekul atau atom yang berbeda. Misalnya,
aurora hijau terbentuk oleh benturan partikel elektron dengan molekul nitrogen.
Aurora merah terjadi akibat benturan antara partikel elektron dan atom oksigen.
Dewi Fajar
Nama aurora pertama
kali dipakai oleh Pierre Gassend, seorang ilmuwan dari abad ke-17. Aurora
sebenarnya nama dewi fajar Romawi kuno. Sebenarnya ada dua jenis aurora.
Aurora borealis terlihat di belahan bumi Utara, sedangkan Aurora
australis terlihat di belahan bumi Selatan. Aurora sebenarnya bisa dijumpai
di setiap bagian langit. Tetapi seringkali nampak terlalu pucat untuk terlihat
dengan jelas kecuali di daerah-daerah di dekat Kutub Utara dan Selatan.
Istilah aurora
borealis pertama kali digunakan oleh Galileo Galilei pada tahun 1619.
Galilei sudah lama mempelajari cahaya-cahaya yang menakjubkan tersebut.
Sayang sekali ia tidak dapat bekerja dengan leluasa. Saat itu, pihak Gereja Roma
sangat membatasi ruang geraknya. Maklum, Galilei dianggap berseberangan dengan
doktrin gereja yang sudah dianut selama ratusan tahun lamanya yang menyatakan
bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Galileo terpaksa menyamarkan
tulisan-tulisannya dengan meminjam nama muridnya, Mario Guiducci. Tetapi
pendapatnya tentang aurora masih kurang pas. Menurutnya, aurora disebabkan oleh
pantulan sinar matahari pada lapisan atmosfer atas.
Aurora dapat
terlihat hingga tengah malam. Pada saat itu, cahayanya terlihat turun. Beberapa
saat kemudian, pita-pita cahaya yang melengkung muncul di atas cahaya, dan sinar
mulai bergerak menuju bagian tengah langit. Cahaya ini semakin benderang. Pada
intensitas penuh, aurora menutup seluruh angkasa seperti kelambu cahaya yang
tertiup angin. Kadang-kadang cahaya ini muncul kurang dari jarak 500 mil di atas
permukaan bumi dan kadang-kadang lebih dari 600 mil. Aurora terlihat paling
terang saat terjadi badai magnetik. Aura paling sering terlihat pada saat
aktivitas titik matahari yang terbesar. Aurora borealis paling sering
disaksikan di Fairbanks, Alaska, dan beberapa lokasi di Kanada Timur, Islandia
dan Skandinavia Utara. Aurora australis paling jarang terlihat. Maklum,
aurora ini biasanya justru terlihat terang di daerah yang jarang penduduknya.
Aurora australis biasanya sering terlihat di Australia pada siklus 11 tahun
aktivitas titik matahari. Titik-titik matahari maksimum berlangsung pada tahun
2000. Aurora Australis paling sering terlihat di Tasmania. Aurora ini
pertama kali dikenal para ilmuwan Eropa pada abad ke-18, tetapi telah dikenal
oleh kaum Aborigin dan Maori sejak tujuh ratus tahun yang lalu.
Selain lokasi, cuaca
dan polusi cahaya juga mempengaruhi kualitas aurora. Di Alaska, waktu terbaik
untuk melihat aurora adalah pada bulan-bulan Maret dan September hingga Oktober
akhir. Saat itu langit dalam keadaan gelap dan cuacanya sangat cerah. Saat musim
panas, langit malam tidak terlalu gelap. Sebaliknya pada musim dingin, udara
menjadi terlalu dingin sehingga mengganggu kenyamanan orang-orang yang ingin
mengamatinya.
Aurora muncul dalam
berbagai bentuk yang berbeda. Penampakannya berubah-ubah tergantung pada
panjangnya malam. Tahap paling indah adalah pada tengah malam. Aurora juga
membentuk pita-pita cahaya dengan berbagai warna, biasanya berwarna hijau,
kuning, biru atau merah tua.
Menurut Syun
Akasofu, bagian penting lainnya dari mekanisme aurora adalah “angin matahari”,
yaitu sebuah aliran partikel yang keluar dari matahari. Akasofu dari
Alaska Geophysical Institute, adalah orang yang sangat berperan dalam
meneliti aurora. "Angin matahari menggerakkan sejumlah besar listrik di atmosfer
(Sabuk Van Allen). Energi ini akan mempercepat partikel ke atmosfer
bagian atas yang kemudian akan bertabrakkan dengan berbagai gas. Hasilnya adalah
warna-warna di angkasa yang bergerak-gerak", ucapnya. Tekanan listrik
mengeluarkan molekul gas menjadi keadaan energi yang lebih tinggi, yang
mengakibatkan lepasnya foton. Warna tergantung pada frekuensi tumbukkan antara
partikel-partikel dan gas-gas. Mekanisme ini hampir sama dengan nyala lampu
berpendar atau lampu neon.
Trio Norwegia
Penelitian aurora
borealis dirintis oleh trio Norwegia, yaitu Lars Vegard, Kristian Birkeland
dan Carl Stxrmer. Vegard adalah orang pertama yang memetakan warna aurora. Ia
menggunakan spektrograf untuk mencatat panjang gelombang dan warna aurora.
Menurut perhitungannya, warna hijau aurora mempunyai panjang gelombang 558 x
10E-9 m. Birkeland menyusun teori yang menjelaskan fenomena aurora borealis
pada tahun 1896. Sebagian besar teorinya yang telah diuji di laboratorium
tersebut, masih dipakai hingga sekarang. Birkeland dapat menciptakan aurora
dengan membombardir bola logam yang mengandung elektromagnet (berperan sebagai
bumi) dengan elektron (berperan angin matahari). Ia juga menyusun serangkaian
perhitungan teoritis. Arus listrik di atmosfer kini dikenal sebagai arus
Birkeland.
Stxrmer
melanjutkan perhitungan teoritis Birkeland. Menurut Stxrmer, ada
daerah seperti sabuk di sekeliling bumi dimana partikel-partikel akan saling
memantul diantara kedua kutub. Beberapa tahun kemudian, daerah ini kemudian
diukur dari satelit oleh ahli fisika Amerika bernama James Van Allan.
Daerah ini kini dikenal sebagai sabuk Van Allen. Stxrmer juga
meramalkan tinggi aurora borealis, yaitu sekitar 80-130 km, dengan cara
membandingkan foto posisinya dengan bintang-bintang.
Mengganggu gelombang radio
Pengaruh
proton-proton yang bertumbukkan dengan atom di atmosfer dapat mengganggu
penerimaan radio, televisi dan telegram. Hal ini disebabkan karena saat
titik-titik di atmosfer terganggu oleh proton dari matahari, atmosfer tidak lagi
menahan sinyal dan memantulkannya ke bumi. Sinyal tersebut justru diteruskan ke
luar angkasa. Akibatnya tidak ada sinyal yang diterima televisi, radio atau
telegram. Partikel yang bermuatan dalam angin matahari, magnetometer dan
ionosfer membawa aliran listrik berskala besar. Jika aliran ini berubah di dekat
bumi, dapat menyebabkan kerusakan peralatan listrik.
Gangguan aurora pada
kawat telegraf yang paling menakjubkan terjadi di Amerika Serikat. Sebuah aurora
fantastis yang terjadi pada bulan September 1851, telah mengganggu seluruh
saluran telegraf di New England dan memporak porandakan transaksi bisnis. Pada
tanggal 19 Februari 1852, aurora lainnya tercatat dalam sejarah telekomunikasi.
Para ilmuwan percaya bahwa aurora mencerminkan apa yang terjadi di
magnetosfer, yaitu daerah yang partikel bermuatannya terperangkap oleh medan
magnet bumi. Angin matahari menjepit magnetosfer di dekat bumi di siang hari,
dan menyeretnya hingga jutaan kilometer pada malam hari.
Penelitian terkini
yang melibatkan Spacelab di pesawat ulang-alik telah mempelajari pengaruh
aurora. Aurora dapat juga dipotret oleh astronot pesawat ulang alik dan satelit.
Satelit dapat memberikan gambaran aurora secara global. Dengan memotret dari
angkasa luar, cahaya matahari yang menyilaukan tidak lagi menjadi masalah dan
aurora dapat terlihat sama baiknya baik pada siang maupun malam hari.
Aurora hitam
Selain berwarna
cerah, ada juga aurora hijau. Kimball, seorang sarjana yang mempelajari fisika
angkasa di the Geophysical Institute, sempat merekam aurora langka ini dalam
videonya. Aurora itu dilihatnya di Poker Flat Research Range di sebelah Utara
Fairbanks, Alaska pada tahun 1970.
Aurora hitam
sebenarnya sama sekali bukan aurora. Gejala ini nampak seperti aurora meskipun
bukalah aktivitas aurora. Kimball dan dosen pembimbingnya Professor Emeritis Tom
Hallinan melihat tiga jenis aurora hitam, yaitu gulunfan hitam yang berbentuk
seperti garpu yang nampak di depan aurora asli; cincin hitam yang kelihatan
seperti cincin asap berwarna gelap di depan aurora asli yang lebih pucat. Yang
terakhir adalah noda hitam yang melayang seperti amuba raksasa berwarna hitam.
Beberapa orang telah
menyaksikan aurora hitam. Di Hallinan, kemunculan aurora ini dikenal
sebagai “waktu coklat panas”. Biasanya berlangsung selama 20 menit hingga
setengah jam. Aurora hitam muncul secara langsung di atas Alaska selama aurora
mulai memudar. Tidak seperti aurora asli, emisi aurora hitam lebih bermuatan
positif. Aurora hitam jenis gulungan hitam berputar dengan arah yang berlawanan
dengan putaran aurora asli dan kadang-kadang bergabung dengan beberapa gulungan
aurora lainnya dan menghasilkan serangkaian lingkaran plasma angkasa yang
dikenal sebagai Karman vortex streets.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar